Jumat, 01 Mei 2009

mencari sahabat sejati

Mencari Sahabat Sejati

Edisi: 105/Mar/2009

Ga ada manusia yang bisa hidup sendiri. Sehebat apapun dirinya. Setinggi apapun gelar pendidikannya. Tiap orang pasti butuh yang namanya sahabat. Mungkin kita sendiri ga sadar, kapanpun dan dimanapun kita berada, kita musti ingin berinteraksi dengan orang-orang di sekitar kita. Kita ga akan mau dicuekin gitu aja. Dikacangin, apalagi ditinggalin. Soalnya kentut sembarangan sih, bauk tauk..!!. Kaciyan tuh. Mau kita sih, pengen interaksi ama siapa aja, baik ama tukang koran, tukang sayur, atawa tukang ledeng, tapi yang pasti jangan mau ngomong ama tukang tipu. Hehe. Ini normal kok. Karena itu udah jadi fitrah manusia. Ga akan bisa kita hindari.

Nah, model saling ungkap kata dan interaksi inilah yang bisa merajut benang pertemanan, persahabatan, atau bahkan rasa cinta. Ya, kata-kata memang sakti banget. Lebih manjur dari batu celupnya Ponari atau tongkat sihirnya Harry Potter. Wacaow. Awalnya simpel. Tinggal saling cerita, saling umpan kalimat, dan akhirnya nyambung deh. Nah, mayoritas persahabatan diawali dengan untaian kata-kata yang saling konek satu sama lain. Bukanlah pertemanan sejati kalo dimulai dengan harta atau kedudukan. Semisal kong kalikong dari orang yang mau jadi caleg, koalisi parpol atau ndusel ama orang yang dapat warisan seluas lumpur lapindo. Buseet…

Selain itu, banyak diantara kita yang dapat teman dari tempat yang sering ditongkrongin. Kalo kita biasa kumpul ama anak-anak gank, rekan kita juga bakal didapat dari sana. Demikian juga kalo kita sering bergaul ama anak-anak rohis, atau SKI. Pasti fotokopian kita, juga akan diperoleh dari sana. Jadi ga salah ketika Rasulullah bilang, kalo sifat seseorang ga akan jauh beda dengan sifat temannya. Ibarat pinang dibelah dua. Udah klop satu sama lain. Seperti cermin, satu orang adalah bayangan bagi yang lain. Bagaikan dua sisi mata uang, yang ga bisa dipisahkan. Nah, begitulah gambaran seorang sahabat. Baik atau tidaknya perilaku kita, langsung atau enggak, bisa nular dari sahabat. So, hati-hati lho kalo mau nyari sahabat. Jangan asal comot, bisa nggigit nanti. Emangnya kucing dalam karung!! Lho, jangan salah, ga sedikit rekan kita yang kejebak di lembah hitam gara-gara rekannya. Dan banyak juga sobat yang bisa sadar dan kembali ke jalan Allah karena sahabatnya. Jadi, boleh dibilang, kalo sahabat itu punya peran yang amat besar dalam hidup kita. Sehingga pencarian seorang sahabat sejati, ga salah bila kudu kita ungkap dan telusuri. Supaya kita ga salah langkah nanti. Oke deh…

Tips Bersahabat Ria

Punya sahabat adalah kebahagiaan yang tiada tara. Apalagi buat remaja, sahabat punya makna yang ga ternilai. Karena dengan sahabat, berarti kita sudah menemukan kepercayaan dan pengertian. Soalnya, kepercayaan dan pengertian, ga akan mampu kita bagi selain dengan sahabat sejati. Banyak banget lho kisah persahabatan yang terungkap di layar lebar, yang nunjukin kalo arti sahabat itu sangat bermakna. Sahabat bisa berjumlah banyak seperti Laskar Pelangi. Namun ada juga yang bisa dihitung hanya dengan telunjuk alias satu doang, seperti Abdel dan Temon. Malahan, masyarakat barat menganggap hewanlah sahabat sejati manusia. Seperti anjing dan kucing. Soalnya ga rewel dan ga ngomelan kali ya…(ye, emangnya anjing bisa ngomel apa??).Tapi ada juga yang menggambarkan sahabat dari dunia lain, seperti Tuyul dan Mbak Yul. Wacaow, ini sih kalo mau curhat repot, soalnya ga ada nomor hpnya …(hehehe).

By the way, seklumit contoh tadi selayaknya udah menggugah kita tentang pentingnya sahabat (ye…nidji bangeet). Dan, karena kita seorang muslim, untuk mendapatkan kriteria sahabat yang tepat, kita kudu ngikut gimana Rasulullah SAW ngasih contoh. Ga asal ambil aja. Mentang-mentang tampang bening dan tajir, eh…mau kita jadi sahabat. Sedang kalo orangnya romusa alias rombongan manusia susah, ogah banget kita berteman ama mereka. Waduh sobat, ini kekeliruan besar yang kudu kita benahi bersama. Nah, supaya ga salah langkah lagi, monggo tips di bawah ini dibaca:

1. Sahabat sejati diupayakan yang sama akidahnya alias muslim atau muslimah. Bukannya kita mau ngungkit perbedaan SARA. Tapi inilah yang dicontohkan Islam. Soalnya, sebagian besar sahabat itu ngerti kebiasaan rekannya mulai dari tidur ampe tidur lagi. Belum lagi kebiasaan sahabat bisa aja nular ke kita secara langsung. Bayangin aja, kalo best fren kita bukan muslim, trus ga biasa sholat. Bisa-bisa nanti kita ketularan ga ngerjain sholat juga tuh. Nah, inilah yang dikuatirkan kalo yang kita jadikan sahabat itu adalah rekan yang berbeda iman. Untuk hal ini Rasulullah SAW udah ngingetin kita, ”Orang itu mengikuti agama teman dekatnya; karena itu perhatikanlah dengan siapa ia berteman dekat.” (HR Tirmidzi). Selain itu Allah SWT udah berfirman, ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu.” (TQS. Ali-Imran: 118)

2. Sahabat sejati usahakan yang sesama jenis kelamin. Kalo cewek ya ama cewek. Demikian juga yang cowok, kalo mau cari teman lengket, ya kudu sama-sama cowok juga. Bukan berarti kita nggiring kamu supaya suka sesama jenis lho.Wekk...byor. Bukan maksud kita supaya kamu ga bisa berteman dengan lawan jenis. Tapi tujuan kita, biar kamu ga kejerumus ke dalam lembah pacaran bahkan perzinahan. Soalnya, ga dikit lho cowok yang awalnya bersahabat dengan cewek, eh ujung-ujungnya kena virus merah jambu. Masih ingat kan kisah Rahul dan Anjali dalam film Kuch Kuch Hotta Hai. Awalnya saling gengsi dan sahabatan, ealah, akhirnya malah pacaran. Kalo udah gini, kan kita bakal kena dosa ding. Lagipula banyak banget batasan pergaulan antara pria dan wanita dalam Islam. Khususnya yang belum jadi mahram kita. Dan semuanya, kudu kita patuhi rambu-rambunya. Kalo kamu masih maksa pengen sahabatan ama lawan jenis, lebih baik ijab kabul aja dulu ama dia, alias nikah. Gimana..berani ga??!

3. Carilah sahabat yang mau diajak ke jalan kebaikan. Artinya kamu kudu cinta dia karena Allah, dan benci dia juga karena Allah. Bukan rekan kamu, kalo dia malah ngajak kamu berbuat dosa dan maksiat. Semisal, ada teman kamu satu kelas yang ngajak ngedrugs atau bolos bareng-bareng. Kalo ada yang nolak, dia bakal nganggep orang tadi bukan sahabatnya. Buseeet..Kalo seperti ini yang dimaksud persahabatan, bumi bisa kacau fren. So, kalo ada teman kita yang seperti itu, diingatkan aja. Ga usah takut dibenci lah, dijauhi lah, dianggap kuper lah...Karena itu hanya anggapan dia sesaat doang. Lagipula, kalo kita biarin dia berbuat maksiat, justru sebenarnya kita ga care ama dia. Ga peduli ama dia. Ga sayang dengan dia. Ga salah kalo kita simak ucapan Ali bin Abi Thalib r.a, “Berikanlah perhatian kepada sahabatmu, karena mereka menjadi bekal kalian di dunia dan di akhirat. Tidakkah kalian mendengar tangisan manusia di dalam api neraka?”.

4. Oya, yang terakhir dari tips kita adalah, carilah best friends yang saling mengutamakan dan mengerti satu sama lain. Tentunya standar yang kita pake adalah aturan Islam. Ini penting lho, soalnya yang namanya ikatan sesama manusia ga ada yang mulus, terkadang longgar dan kadang setel kenceng. Disinilah letak pengertian antar rekan. Termasuk di dalamnya adalah saling menutup aib rekannya yang lain. Kekurangan sahabat kita, yang memang ga perlu diungkap, jangan diomongin ke orang lain. Bisa-bisa sekolah kita jadi media infotainment dadakan. Karena, aib rekan, kita gosipin kemana-mana. Kalo bisa, ingatkan aja dia terus-menerus, sampe dia sadar dan kembali berbuat baik, jangan diobral, nanti minta diskon lagi...(eit shopping kali...).

Untuk yang satu ini, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa saja yang menyembunyikan (aib) seorang muslim, maka Allah akan menyembunyikan (aibnya) di dunia dan akhirat. Allah akan menolong seorang hamba yang gemar menolong saudaranya.” (HR. Muslim).

Jadi Best Friend, Ga Gampang

Sobat, kata orang, mudah untuk mencari teman kala tertawa, tapi sulit mendapat teman kala menangis. Ya, kalo kita pengen jadi teman sejati orang lain, seharusnya kita paham apa hak dan apa kewajiban kita pada dirinya. Kita memang berhak dihormati dan dihargai, tapi jangan lupa, teman kita juga punya hak yang sama dari kita. Dalam kitab Ihya Ulumuddin, Al Ghazali menuangkan tulisannya, “Tidaklah seorang menemani sahabatnya, meskipun hanya sesaat di siang hari, kecuali ia akan ditanya (tentang tanggung jawabnya) dalam persahabatan itu, apakah dia melaksanakan hak-hak Allah atau mengabaikannya.” Supaya kita ngerti, apa hak dan kewajiban kita atas sahabat kita tadi, mau ga mau, kita kudu belajar Islam. Karena hanya dengan belajar Islam, kita bisa menjadikan sebuah persahabatan menjadi indah dan barokah. Asyik kan..

Dikala teman kita mendapat kegembiraan, kita kudu berupaya mengingatkan dia supaya ga larut dalam euforia, dan lebih banyak bersyukur pada Allah. Semisal, kalo teman kita tadi mendapat rizki yang melimpah, seyogyanya kita ngingetin dia untuk berzakat dan berinfaq. Demikian pula kalo rekan kita mendapat musibah, sebagai seorang sahabat, kita kudu sharring ama dia dan ngomong, kalo segalanya berasal dari Allah dan akan kembali pada-Nya. Dan jangan lupa, kita juga harus membangkitkan lagi semangatnya.
Seklumit kisah tentang sahabat yang kita tulis disini, moga jadi titik awal kita untuk bersahabat secara benar dan syar’i. Lagi-lagi kita ga bosan untuk ngingatin diri kita dan sobat semua untuk belajar Islam. Karena disinilah pangkal dari semua kebaikan. Kalo sobat udah mulai belajar Islam, maka istiqomahlah. Jangan mandeg di tengah jalan. Kalopun di dunia kita ga bisa ketemu dan menjadi teman baik, moga kita semua nanti bisa bertemu di surga dan jadi sahabat sejati disana. Amin. (dy)

cerpen pangeran kodok

Pangeran Kodok
Brothers Grimm





Pada jaman dahulu kala, ketika saat itu dengan mengharapkan sesuatu, hal itu dapat terwujud, ada seorang Raja yang mempunyai putri-putri yang sangat cantik jelita, dan putrinya yang termuda begitu cantiknya sehingga matahari sendiri yang melihat kecantikan putri termuda itu menjadi ragu-ragu untuk bersinar. Di dekat istana tersebut terletak hutan kayu yang gelap dan rimbun, dan di hutan tersebut, di bawah sebuah pohon tua yang mempunyai daun-daun berbentuk hati, terletak sebuah sumur; dan ketika cuaca panas, putri Raja yang termuda sering ke hutan tersebut untuk duduk di tepi sumur yang dingin, dan jika waktu terasa panjang dan membosankan, dia akan mengeluarkan bola yang terbuat dari emas, melemparkannya ke atas dan menangkapnya kembali, hal ini menjadi hiburan putri raja untuk melewatkan waktu.

Suatu ketika, bola emas itu dimainkan dan dilempar-lemparkan keatas, bola emas itu tergelincir dari tangan putri Raja dan terjatuh di tanah dekat sumur lalu terguling masuk ke dalam sumur tersebut. Mata putri raja hanya bisa memandangi bola tersebut meluncur kedalam sumur yang dalam, begitu dalamnya hingga dasar sumur tidak kelihatan lagi. Putri raja tersebut mulai menangis, dan terus menangis seolah-olah tidak ada hyang bisa menghiburnya lagi. Di tengah-tengah tangisannya dia mendengarkan satu suara yang berkata kepadanya,

"Apa yang membuat kamu begitu sedih, sang Putri? air matamu dapat melelehkan hati yang terbuat dari batu."

Dan ketika putri raja tersebut melihat darimana sumber suara tersebut berasal, tidak ada seseorangpun yang kelihatan, hanya seekor kodok yang menjulurkan kepala besarnya yang jelek keluar dari air.

"Oh, kamukah yang berbicara?" kata sang putri; "Saya menangis karena bola emas saya tergelincir dan jatuh kedalam sumur."

"Jangan kuatir, jangan menangis," jawab sang kodok, "Saya bisa menolong kamu; tetapi apa yang bisa kamu berikan kepada saya apabila saya dapat mengambil bola emas tersebut?"

"Apapun yang kamu inginkan," katanya; "pakaian, mutiara dan perhiasan manapun yang kamu mau, ataupun mahkota emas yang saya pakai ini."

"Pakaian, mutiara, perhiasan dan mahkota emas mu bukanlah untuk saya," jawab sang kodok; "Bila saja kamu menyukaiku, dan menganggap saya sebagai teman bermain, dan membiarkan saya duduk di mejamu, dan makan dari piringmu, dan minum dari gelasmu, dan tidur di ranjangmu, - jika kamu berjanji akan melakukan semua ini, saya akan menyelam ke bawah sumur dan mengambilkan bola emas tersebut untuk kamu."

"Ya tentu," jawab sang putri raja; "Saya berjanji akan melakukan semua yang kamu minta jika kamu mau mengambilkan bola emas ku."

Tetapi putri raja tersebut berpikir, "Omong kosong apa yang dikatakan oleh kodok ini! seolah-olah sang kodok ini bisa melakukan apa yang dimintanya selain berkoak-koak dengan kodok lain, bagaimana dia bisa menjadi pendamping seseorang."

Tetapi kodok tersebut, begitu mendengar sang putri mengucapkan janjinya, menarik kepalanya masuk kembali ke dalam ari dan mulai menyelam turu, setelah beberapa saat dia kembali kepermukaan dengan bola emas pada mulutnya dan melemparkannya ke atas rumput.

Putri raja menjadi sangat senang melihat mainannya kembali, dan dia mengambilnya dengan cepat dan lari menjauh.

"Berhenti, berhenti!" teriak sang kodok; "bawalah aku pergi juga, saya tidak dapat lari secepat kamu!"

Tetapi hal itu tidak berguna karena sang putri itu tidak mau mendengarkannya dan mempercepat larinya pulang ke rumah, dan dengan cepat melupakan kejadian dengan sang kodok, yang masuk kembali ke dalam sumur.

Hari berikutnya, ketika putri Raja sedang duduk di meja makan dan makan bersama Raja dan menteri-menterinya di piring emasnya, terdengar suara sesuatu yang meloncat-loncat di tangga, dan kemudian terdengar suara ketukan di pintu dan sebuah suara yang berkata "Putri raja yang termuda, biarkanlah saya masuk!"

Putri Raja yang termuda itu kemudian berjalan ke pintu dan membuka pintu tersebut, ketika dia melihat seekor kodok yang duduk di luar, dia menutup pintu tersebut kembali dengan cepat dan tergesa-gesa duduk kembali di kursinya dengan perasaan gelisah. Raja yang menyadari perubahan tersebut berkata,

"Anakku, apa yang kamu takutkan? apakah ada raksasa berdiri di luar pintu dan siap untuk membawa kamu pergi?"

"Oh.. tidak," jawabnya; "tidak ada raksasa, hanya kodok jelek."

"Dan apa yang kodok itu minta?" tanya sang Raja.

"Oh papa," jawabnya, "ketika saya sedang duduk di sumur kemarin dan bermain dengan bola emas, bola tersebut tergelincir jatuh ke dalam sumur, dan ketika saya menangis karena kehilangan bola emas itu, seekor kodok datang dan berjanji untuk mengambilkan bola tersebut dengan syarat bahwa saya akan membiarkannya menemaniku, tetapi saya berpikir bahwa dia tidak mungkin meninggalkan air dan mendatangiku; sekarang dia berada di luar pintu, dan ingin datang kepadaku."

Dan kemudian mereka semua mendengar kembali ketukan kedua di pintu dan berkata,

"Putri Raja yang termuda, bukalah pintu untuk saya!, Apa yang pernah kamu janjikan kepadaku? Putri Raja yang termuda, bukalah pintu untukku!"

"Apa yang pernah kamu janjikan harus kamu penuhi," kata sang Raja; "sekarang biarkanlah dia masuk."

Ketika dia membuka pintu, kodok tersebut melompat masuk, mengikutinya terus hingga putri tersebut duduk kembali di kursinya. Kemudian dia berhenti dan memohon, "Angkatlah saya supaya saya bisa duduk denganmu."

Tetapi putri Raja tidak memperdulikan kodok tersebut sampai sang Raja memerintahkannya kembali. Ketika sang kodok sudah duduk di kursi, dia meminta agar dia dinaikkan di atas meja, dan disana dia berkata lagi,

"Sekarang bisakah kamu menarik piring makanmu lebih dekat, agar kita bisa makan bersama."

Dan putri Raja tersebut melakukan apa yang diminta oleh sang kodok, tetapi semua dapat melihat bahwa putri tersebut hanya terpaksa melakukannya.

"Saya merasa cukup sekarang," kata sang kodok pada akhirnya, "dan saya merasa sangat lelah, kamu harus membawa saya ke kamarmu, saya akan tidur di ranjangmu."

Kemudian putri Raja tersebut mulai menangis membayangkan kodok yang dingin tersebut tidur di tempat tidurnya yang bersih. Sekarang sang Raja dengan marah berkata kepada putrinya,

"Kamu adalah putri Raja dan apa yang kamu janjikan harus kamu penuhi."

Sekarang putri Raja mengangkat kodok tersebut dengan tangannya, membawanya ke kamarnya di lantai atas dan menaruhnya di sudut kamar, dan ketika sang putri mulai berbaring untuk tidur, kodok tersebut datang dan berkata, "Saya sekarang lelah dan ingin tidur seperti kamu, angkatlah saya keatas ranjangmu, atau saya akan melaporkannya kepada ayahmu."

Putri raja tersebut menjadi sangat marah, mengangkat kodok tersebut keatas dan melemparkannya ke dinding sambil menangis,

"Diamlah kamu kodok jelek!"

Tetapi ketika kodok tersebut jatuh ke lantai, dia berubah dari kodok menjadi seseorang pangeran yang sangat tampan. Saat itu juga pangeran tersebut menceritakan semua kejadian yang dialami, bagaimana seorang penyihir telah membuat kutukan kepada pangeran tersebut, dan tidak ada yang bisa melepaskan kutukan tersebut kecuali sang putri yang telah di takdirkan untuk bersama-sama memerintah di kerajaannya.

Dengan persetujuan Raja, mereka berdua dinikahkan dan saat itu datanglah sebuah kereta kencana yang ditarik oleh delapan ekor kuda dan diiringi oleh Henry pelayan setia sang Pangeran untuk membawa sang Putri dan sang Pangeran ke kerajaannya sendiri. Ketika kereta tersebut mulai berjalan membawa keduanya, sang Pangeran mendengarkan suara seperti ada yang patah di belakang kereta. Saat itu sang Pangeran langsung berkata kepada Henry pelayan setia, "Henry, roda kereta mungkin patah!", tetapi Henry menjawab, "Roda kereta tidak patah, hanya ikatan rantai yang mengikat hatiku yang patah, akhirnya saya bisa terbebas dari ikatan ini".

Ternyata Henry pelayan setia telah mengikat hatinya dengan rantai saat sang Pangeran dikutuk menjadi kodok agar dapat ikut merasakan penderitaan yang dialami oleh sang Pangeran, dan sekarang rantai tersebut telah terputus karena hatinya sangat berbahagia melihat sang Pangeran terbebas dari kutukan.